1. Toksoplasmosis (Kucing)
Toksoplasmosis (Toxoplasma gondii) adalah infeksi parasit yang menjadi sumber utama infeksi pada kucing
Gejala pada hewan peliharaan: Kucing biasanya tidak menunjukkan gejala toksoplasmosis. Anak kucing, yang lebih rentan, bisa terkena diare.
Gejala pada manusia: Gejala mirip flu , termasuk pembengkakan kelenjar getah bening atau nyeri otot yang berkepanjangan.
Cara Pencegahan: Sering membersihkan kotoran kucing. Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan imunisasi penyakit-penyakit menular, salah satunya toksoplasmosis.
2. Rabies (Anjing, Rakun, Kelelawar)
Penyakit ini paling sering tertular melalui gigitan, meski berpotensi menular melalui cakaran juga.
Gejala pada hewan peliharaan: Berbusa di mulut, demam, hipersensitif terhadap sentuhan, cahaya, dan suara, bersembunyi di tempat gelap, sempoyongan, kehilangan nafsu makan, dan kejang.
Gejala pada manusia: Demam, sakit kepala , dan kelemahan, insomnia, kecemasan, kebingungan, kelumpuhan sebagian, dan halusinasi.
Cara Pencegahan: Sebaiknya lakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan Anda.
3. Salmonella (Amfibi, Unggas, Reptil)
Gejala pada hewan peliharaan: Reptil biasanya tidak menunjukkan gejala salmonella, kata Dr. Shainhouse.
Gejala pada manusia: Demam, sakit kepala, sakit perut, mual , muntah, dan menggigil adalah gejala umum pada manusia, menurut Dr. Shainhouse.
Cara Pencegahan: Cuci tangan dengan baik setelah memegang reptil, terutama setelah memberi mereka makan. Pastikan juga untuk membersihkan mainan hewan peliharaan dan tempat tidur di luar.
4. Leptospirosis
Leptospirosis adalah bakteri yang keluar dari urin hewan yang terinfeksi.
Gejala pada hewan peliharaan: Beberapa hewan tidak menunjukkan tanda-tanda leptospirosis, sementara yang lain mungkin mengalami demam, muntah, diare, penolakan makan, depresi, kemandulan, dan gejala lainnya.
Gejala pada manusia: Demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, diare, ruam, atau gejala lainnya. Menurut CDC , jika Anda pulih dari gejala fase pertama dan menjadi sakit parah untuk kedua kalinya, itu bisa menjadi tanda meningitis atau gagal ginjal atau hati.
5. Toksokariasis (Anjing, Kucing)
Paling sering tertular dari kotoran anjing tetapi terkadang dari kucing, toxocariasis adalah penyakit parasit dari larva cacing gelang toxocara.
Gejala pada hewan peliharaan: Diare, muntah, tinja berdarah, cacing terlihat di tinja
Gejala pada manusia: Sesak napas dan gatal-gatal, sakit perut, tinja berdarah.
Cara Pencegahan: Hati-hati menggunakan sarung tangan atau kantong plastik atau sekop untuk membersihkan kotoran anjing, dan cuci tangan Anda dengan baik sesudahnya
6. Kurap (Anjing, Kucing)
Kurap merupakan penyakit jamur, tumbuh di folikel rambut. Ditularkan melalui kontak langsung.
Gejala pada hewan peliharaan: Lesi merah, kulit berkerak, dan rambut tidak merata.
Gejala pada manusia: Ruam berbentuk cincin yang sering berwarna merah dan gatal.
Cara Pencegahan: Membersihkan tempat tidur hewan peliharaan Anda secara teratur, sering mencuci tangan, menyedot debu, dan mendisinfeksi adalah cara terbaik untuk menghindari kurap.
7. Demam Cacar Kucing
Infeksi bakteri ini disebabkan oleh Bartonella henselae yang dibawa oleh anak kucing. Ditularkan ke manusia melalui goresan dari hewan yang terinfeksi.
Gejala pada hewan peliharaan: Demam, sesak napas, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, mata merah, penurunan nafsu makan, aritmia, dan radang jantung (endokarditis).
Gejala pada manusia: Demam dan pembesaran kelenjar getah bening.
Cara Pencegahan: Jika Anda tergores, segera cuci area tersebut.
8. Campylobacteriosis (Anjing, Unggas)
Campylobacteriosis adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh spesies Campylobacter .
Gejala pada hewan peliharaan: Demam, muntah, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Gejala pada manusia: Diare parah, sering berdarah, demam, dan kram perut adalah gejala utama.
Cara Pencegahan: Sering mencuci tangan, terutama jika bersentuhan dengan kotoran hewan.
9. Cacing tambang (Anjing)
Gejala pada hewan peliharaan: Diare, penurunan berat badan
Gejala pada manusia: Kehilangan nafsu makan, anemia, batuk, kulit gatal dan ruam.
Cara Pencegahan: Mencuci tangan secara menyeluruh akan sangat bermanfaat, terutama setelah mengekang anjing Anda.
10. Selulitis (Anjing, Kucing)
Gigitan anjing dan kucing yang menembus kulit manusia dapat menyebabkan infeksi kulit yang parah dan selulitis jika tidak segera ditangani.
Gejala pada hewan peliharaan: Tidak ada.
Gejala pada manusia: Bekas gigitan dan infeksi kulit yang parah.
Cara Pencegahan: Hindari permainan kasar dengan hewan peliharaan Anda atau hewan lain yang dapat menyebabkan mereka menggigit kulit Anda secara tidak sengaja.
11. Dermatitis kontak iritan
Ciuman hewan peliharaan dapat menyebabkan iritasi kulit pada manusia.
Gejala pada hewan peliharaan: Tidak ada
Gejala pada manusia: Iritasi kulit, ruam, dan gatal.
Cara Pencegahan: Mandi setelah dijilat hewan peliharaan untuk mencegah ruam.
12. Lyme (Kucing, Anjing)
Kucing atau anjing luar ruangan tidak dapat memberikan penyakit ini secara langsung kepada pemiliknya, tetapi dapat menularkan kutu yang membawa bakteri tersebut.
Gejala pada manusia: Radang jantung, nyeri, dan tantangan mental yang sering salah didiagnosis sebagai sindrom kelelahan kronis, depresi, dan fibromyalgia.
13. E. ColiÂ
Bakteri dapat ditularkan langsung ke manusia dari kulit, bulu, dan bulu hewan yang terkontaminasi, biasanya sapi (terutama anak sapi), kambing, domba, dan rusa.
Gejala pada manusia: Diare, demam, kram perut, mual, dan muntah. Anak kecil lebih mungkin mengalami masalah parah akibat E. coli, termasuk gagal ginjal dan kematian.
14. Psittacosis (Burung)
Demam burung beo, atau akrab dikenal dengan psittacosis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari burung beo yang terinfeksi (macaw, cockatiel, dan budgerigars) juga dari merpati, burung pipit, bebek, ayam betina, burung camar, dan spesies lain yang terinfeksi. Infeksi pada manusia biasanya diperoleh dengan menghirup sekresi kering dari burung yang terinfeksi. Psittacosis dapat mempengaruhi paru-paru dan dapat menyebabkan pneumonia.
Gejala pada manusia: Demam, nyeri, sakit kepala, dan batuk kering.
15. Koriomeningitis limfositik (tikus, hamster)
Lymphocytic choriomeningitis (LCM) adalah penyakit virus yang ditularkan oleh tikus rumah, hamster dan jenis hewan pengerat lainnya. Virus ini ditularkan ke manusia melalui kontak dengan urin, feses, air liur, darah tikus atau hamster peliharaan yang terinfeksi.
Gejala pada manusia: demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.
16. Cryptococcosis
Cryptococcosis disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans, yang dapat ditemukan pada kotoran burung yang terinfeksi. Umumnya, burung yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Gejala pada manusia: Menyerupai pneumonia, yaitu sesak napas, batuk, dan demam. Komplikasi serius, seperti meningitis.
17. Pes (Kucing, Tikus)
Penyakit pes atau sampar (plague) disebabkan oleh bakteri Yersenia pestis. Penyakit ini ditularkan melalui kutu yang membawa bakteri tersebut dari kucing atau tikus yang terinfeksi.
Gejala pada manusia: Demam, anoreksia, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lemas.
Related Articles : Cacar Monyet pada Hewan Peliharaan? Begini Penjelasan dari CDC (chewee.co.id)